Ketua DPD PKS Sumenep
sumenep.pks.id - Ada sebuah pertanyaan yang menarik yang saya baca dalam buku Bersama Ayah Meraih Jannah yang ditulis oleh Solihin Abu Izzuddin. Pertanyaan itu adalah, Menjadi ayah yang sukses atau sukses menjadi ayah? Saya coba merenungkan kalimat pertanyaan ini. Apa bedanya pertanyaan ayah yang sukses atau sukses menjadi ayah? Ternyata dijelaskan di dalam buku ini bahwa sukses menjadi ayah ini adalah kalimat yang mungkin seharusnya ada dalam diri para ayah.
Karena sukses menjadi ayah adalah ayah menjadi seorang ayah yang sebenarnya, ayah yang hadir, ayah yang menginspirasi, ayah yang menjadi sosok yang elok bagi buah hati dan seluruh keluarga, ayah yang mau mendengar, ayah yang dirindu, ayah yang dicintai dan mencintai, dan ayah yang bermanfaat bagi keluarga dan umat. Ini menjadi satu perhatian yang seharusnya dilakukan oleh para ayah. Ayah harus hadir di tengah-tengah keluarga bersama anak-anak untuk memberikan perhatian, untuk memberikan pelukan kasih sayang, untuk memberikan ciuman cinta, untuk memberikan semua perhatian dia untuk anak-anak, sehingga anak-anak akan tumbuh berkembang, akan mampu menumbuhkan potensinya dengan ketegaran ayah, dengan kerja keras ayah.
Karena sang anak akan melihat sosok ayah yang tegas, sosok ayah yang kokoh, sosok ayah yang kuat, sosok ayah yang bertanggung jawab, sehingga anak-anak kita itu akan mencontoh berperilaku sebagaimana ayah telah memperlihatkan kepada anak-anaknya. Inilah yang harus dilakukan oleh para ayah. Jangan sampai kemudian anak-anak kita kehilangan sosok ayah yang tegar, sosok ayah yang kuat, sosok ayah yang kokoh, sosok ayah yang bertanggung jawab, atau kita kenal sebagai fatherless.
Kehilangan sosok ayah atau yang seringkali meninggalkan anak-anaknya dalam kehidupan mereka. Tanggung jawab pendidikan ini menjadi tanggung jawab utama para ayah. Jangan sampai kemudian anak-anak kita merasa kehilangan ayahnya.
Walaupun masih hidup, walaupun masih ada di tengah-tengah mereka, tapi anak-anak kita merasakan kehilangan, tidak merasakan kehadiran ayah dalam hidup mereka. Mari kita kembali kepada apa yang diajarkan oleh Islam, ala Allah dan baginda Rasulullah SAW, bagaimana kedekatan baginda Rasulullah SAW dengan anak-anak, bagaimana Rasulullah SAW memberikan kegembiraan kepada anak-anak, keceriaan dan senyum terindah, mengajak mereka berinteraksi dalam kebaikan. Selamat hari ayah. Semoga kita para ayah bisa menjadi teladan dalam kehidupan anak-anak kita yang akan melanjutkan perjuangan di masa yang akan datang.
Referensi:
- Bersama Ayah Meraih Jannah, Solikhin Abu Izzuddin, Pro U Media, 2014
- Sebelum Ayah Tiada, Muhammad Yasir Lc, Pustaka Al Kautsar, 2020
- Wonderful Family, Cahyadi Takariawan, Era Adicitra Intermedia, 2012
