Menyalakan Kembali Api Perjuangan: Makna Hari Pahlawan bagi Generasi Bangsa

Rimbun Hidayat
Ketua DPD PKS Sumenep

Pada peristiwa bersejarah pada 10 November 1945 atau yang kita kenal, kita rayakan sebagai Hari Pahlawan, tentu tidak bisa terlepas dari peristiwa pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran sengit selama 21 hari, yang dimotori oleh kyai dan santri serta tentara dengan adanya Resolusi Jihad yang dimaklumatkan atau dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945.

Peristiwa bersejarah itu, pertempuran yang dilakukan di Surabaya, menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby. Hal ini juga merupakan pembuktian kepada dunia bahwa Republik Indonesia ini kemerdekaannya diraih bukan karena pemberian, tetapi karena perjuangan dan perlawanan rakyat Indonesia yang ingin bebas dari penjajahan. Semangat perlawanan kaum santri atau pesantren pada hari itu lahir dengan adanya Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh KH. Hasyim Asy’ari.

Hal ini membakar semangat para santri dan rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan, karena mereka terikat dengan semboyan Isy Kariman au Mut Syahidan — hidup mulia atau mati syahid. Kemudian teriakan takbir oleh yang kita kenal, Bung Tomo, semakin membakar semangat perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut oleh bangsa Indonesia. Inilah yang kemudian melahirkan Hari Pahlawan, karena memang pahlawan itu memunculkan semangat juang yang luar biasa untuk mempertahankan kebaikan dan kebenaran. Mereka berjuang untuk tujuan yang baik, mengharapkan ridha Allah SWT, dan ingin memberikan yang terbaik bagi apa yang kemudian menjadi tujuan perjuangan itu.

Dalam hal ini adalah mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, tidak ingin kembali dijajah oleh para penjajah yang telah ratusan tahun menjajah Indonesia, karena memang kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan itu, bukan mendapatkannya.

Dari peristiwa 10 November itu, kita belajar tentang pengorbanan. Para pahlawan rela berkorban, rela mengorbankan segala yang dimiliki untuk tujuan yang mulia, yaitu mempertahankan kemerdekaan. Mereka rela mengorbankan waktunya, pikirannya, tenaganya. Mereka rela meninggalkan keluarganya, istri dan anak-anaknya. Bahkan mereka rela mengorbankan harta dan jiwa raganya, agar bangsanya terbebas dari penjajah, agar bangsa ini benar-benar merasakan kemerdekaan.

Oleh karenanya, kita sebagai penerus perjuangan para pahlawan tidak boleh hanya berdiam diri. Kita harus menghargai jasa para pahlawan. Sebagai bangsa yang besar, kita tidak boleh melupakan apa yang telah mereka korbankan, apa yang telah para pahlawan berikan, dan apa yang telah mereka tumpahkan untuk Indonesia. Kewajiban kita sebagai generasi yang merasakan kemerdekaan adalah mewarisi nilai-nilai perjuangan para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan sesuai dengan tujuan para founding fathers dan para pahlawan untuk Indonesia — agar Indonesia menjadi negeri yang makmur, aman, adil, dan sejahtera.

Dengan apa? Dengan belajar, dengan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat, dengan membagikan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, serta menghindari hal-hal negatif yang tidak diinginkan oleh rakyat dan bangsa ini, seperti korupsi, kebohongan, penipuan, dan lain sebagainya. Sehingga, insyaAllah ketika kita mengikuti nilai-nilai perjuangan para pahlawan, negeri yang kita cintai, Indonesia, akan menjadi negeri yang aman, tentram, damai, dan sejahtera dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Selamat Hari Pahlawan 10 November 2025 Dengan tema: “Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.”

Sumber Referensi:
  1. Fatwa dan Resolusi Jihad, Agus Sunyoto, Lesbumi PBNU, 2017 
  2. Kisah² Pahlawan Nusantara, Salim A Fillah, Pro-U Media. 2022 
  3. Romantisme Bung Tomo Kumpulan Surat dan Dokumen Pribadi Pejuang Revolusi Kemerdekaan, Yayasan Bung Tomo, 2006
Share on Google Plus