Bismillah...
Saat turun wahyu pertama kepada Rasulullah (QS. Al-'Alaq: 1-5) sebagai amanah kenabian, benar-benar dirasakan berat oleh Nabi, beliau segera pulang menemui istrinya bunda Khadijah seraya berkata: "aku khawatir terhadap diriku". Sekali-kali tidak (كلا), bergembiralah engkau! jawab Khadijah.
Demi Allah sekali-kali Allah tidak akan menghinakanmu. Engkau adalah seorang yang suka menyambung kekeluargaan, jujur dalam berbicara, mengemban beban berat orang lain, mengusahakan orang yang tidak punya, menjamu tamu dan menolong korban akibat membela kebenaran.
1. Apa yang diungkapkan oleh bunda Khadijah adalah kunci-kunci kesuksesan yang harus ditegakkan dalam kehidupan berumah tangga, karena menikah bukan semata kepentingan egois melainkan untuk mengembangkan sayap kebaikan dan kedekatan (peduli dan berbagi) yang akan mengundang perhatian Allah dan pertolongan-Nya.
2. Apa yang disampaikan oleh bunda Khadijah adalah kesaksian yabg nyata terhadap akhlaq baginda Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Kesaksian istri sebagai orang yang paling dekat adalah cerminan diri yang paling obyektif. Karenanya jangan terlalu bergembira manakala kesaksian kebaikan itu datang dari orang-orang yang jauh sementara hampa dari orang-orang dekatnya.
3. Kehangatan dalam rumah kenabian di atas menunjukkan kemuliaan sang suami dan ketulusan serta kesetiaan istri yang tidak lapuk dan lekang dengan berjalannya waktu. Bukankah saat itu pernikahan Nabi dengan bunda Khdijah sudah berumur 15 tahun?
Subhanallah!
4. Pernahkan kita sadari bahwa ucapan bunda Khadijah kepada suaminya yang berawalan kata (كلا) itu terdapat dan menjadi pembuka pada ayat ke 6 dari surat Al-'Alaq?
Subhanaallah, itulah ucapan mulia dari seorang istri terhadap suami yang menuai penghargaan tinggi dari Allah SWT. Yang seakan Allah mengabadikan ucapan bunda Khadijah dalam firmannya.
Semoga rumah kenabian itu bisa kita wujudkan dalam rumah tangga kita. Amin...!
Intisari khutbah Nikah
Bondowoso, 23 Desember 2016
Oleh: Ustadz Mohammad Mudhar