Tips bagaimana caranya agar menantu dan mertua sehati.

Bismillah 
Nama saya Hemi.
Dari Samarinda.
Solusi terbaik sebuah rumah tangga adalah tidak se atap dengan ibu mertua atau orang tua sendiri dengan niat mandiri. (Sudah tau lah yaa... mandiri dalam rumah tangga seperti apa... seperti yang diharapkan tentunya.. 😊)
Kesepakatan mandiri seharusnya dibicarakan sebelum menikah saat ta'aruf.. betul Bapak Ibu... ? (Maaf.., sejatinya harusnya begitu)... 😊

Kalau ada mertua yang tidak setuju dengan keputusan anaknya untuk tinggal satu atap, tidak masalah ikuti saja dahulu, untuk menyenangkan hati mereka. Insyaallah ada sesuatu yang bisa dipetik dari kebersamaan tersebut.

Namun Bapak Ibu, hati kita selalu menolak kebersamaan itu, barangkali semua wanita akan merasakan ketidak enakan tersebut. Tentunya termasuk diri saya pernah merasakan kecanggungan pada awal menikah. Pertanyaannya, kenapa penolakan (berontak secara perasaan) itu terjadi dan ada dalam pikiran menantu pada umumnya...? Ini yang harusnya kita kulik terlebih dahulu bagaimana menyiasati dan mengatasinya.

Cara pandang saya sebagai menantu seperti ini, (semoga saja bisa membantu).
Sebenarnya kembali ke diri sendiri, mertua adalah sosok yang baru saja di kenal oleh sang menantu, sosok yang asing, dipertemukan dalam sebuah kebersamaan namun berbeda cara pandang (pola pikir) itulah susahnya. 

Mudahnya, adalah perbedaan kita sisihkan dahulu, persamaan kita gali bersama, diiyakan lah semua apa kata mertua, seiring waktu pelan-pelan tunjukkan pola pikir, cara pandang kita terhadap mereka melalui tutur kata, sikap, dan tingkah laku kita terhadap mereka, kita mengenalkan apa adanya kita dengan perlahan, begitu pula cara mengenal mertua pun dengan perlahan, bila hal itu sudah berjalan, mertua akan tau arah kita ke mana, bagaimana, dan seperti apa. Sebagai menantu kita juga tau keinginan orang tua bagaimana kepada anaknya. 

Dari sinilah mertua akan mengenal sosok menantu seperti apa kita di hadapan nya. Merekalah yang menyimpulkan sikap kita, disiplin kita dalam rumah tangga kita.
Insyaallah akan memahami apa pun keputusan anak dan menantunya. 

Hormat, sopan santun dan baik perlakuan kita akan ditiru oleh sekeliling kita terutama oleh anak-anak kita, termasuk mertua akan melihat dan mengerti hal itu.

Dari kebersamaan itulah akan terbangun dengan sendirinya rasa saling memiliki. Sebagaimana membangun rasa kasih sayang kepada suami atau istri, maka bangun pulalah cinta dan kasih sayang kepada ibu baru kita (mertua).

Satu saja yang kita pegang sebagai anak dan menantu, hormati mereka dan jangan abaikan. Kuncinya, samakan kasih sayang dan perhatian yang kita berikan kepada orang tua sendiri, begitupun kepada mertua. "Berbuat baik tidak ada ruginya"

Bagaimana supaya mudah? jalankan kebersamaan itu, mulai dari diri sendiri, anggap diri anda sebagai anak dengan ibu kandung sendiri. "Birrul walidain" berlaku pula bagi mereka.
Share on Google Plus